Abstract

Pengendalian secara hayati menggunakan nematoda entomopatogen merupakan salah satu upaya dalam pengendalian hama ramah lingkungan serta mampu menjaga ekosistem lingkungan tanaman. Mekanisme patogenesitas NEP melalui bakteri yang berasosiasi dalam fase juvenil infektif sehingga mampu membunuh serangga hama. Keberadaan nematoda entomopatogen dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik meliputi pemilihan jenis spesies, jumlah spesies dan fase hidup. Sedangkan factor abiotik meliputi kondisi lingkungan, kelembaban tanah, suhu tanah, pH tanah, dan kandungan pupuk dan pestisida kimia dalam tanah. Perbanyakan secara konvensional yang efisien tenaga, waktu dan biaya yaitu secara in vivo dengan teknik baiting menggunakan larva Tenebrio molitor. Teknik aplikasi NEP dapat dilakukan dengan berbagai cara penyemprotan dan irigasi, baik menggunakan irigasi tetes, penyemprotan tekanan, penyemprotan kabut dan elektrostatis. Faktor yang perlu diperhatikan mengenai tekanan, jenis nosel dan hama sasaran. Salah satu faktor efektifitas NEP adalah pengembangan formulasi dosis yang efektif. Dosis terbaik pada konsentrasi Heterorhabditis sp. 400 JI/ml tercapai setelah 37,96 jam setelah aplikasi. Pengaplikasian Heterorhabditis sp. pada larva Spodoptera litura menimbulkan mortalitas sebesar 43% setelah 24 jam aplikasi. Pengembangan formulasi dosis harus terus dilakukan dikarenakan setiap spesies NEP memiliki kemampuan patogenesitas berbeda dan tergantung pada hama sasaran.