Realitas dan Pengembangan Kurikulum PAI Pada Pendidikan Formal dan Non Formal

Authors

  • Mutyana Rahmasari Universitas KH. A. Wahab Hasbullah

DOI:

https://doi.org/10.32764/joems.v7i6.1319

Keywords:

Pendidikan Agama Islam (PAI), Pengembangan Kurikulum, Integrasi Nilai

Abstract

Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) di Indonesia menghadapi tantangan dalam menggabungkan nilai-nilai agama dengan tuntutan zaman. Kurikulum PAI yang ideal harus mampu menjawab kebutuhan siswa dalam menghadapi realitas sosial dan budaya yang terus berkembang, tanpa meninggalkan nilai-nilai keagamaan yang menjadi landasan moral dan spiritual. Penelitian ini menganalisis realitas pengembangan kurikulum PAI di tiga lembaga pendidikan: sekolah, pesantren, dan madrasah. Fokus analisis meliputi model pengembangan kurikulum yang diterapkan, yaitu dikotomi, mekanis, dan organisme.  Evaluasi terhadap model-model tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya dalam konteks pendidikan agama Islam di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami tantangan dan peluang dalam mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam kurikulum PAI. Integrasi yang dimaksud tidak hanya melibatkan pencantuman materi agama secara formal, tetapi juga mengupayakan penerapan nilai-nilai agama dalam proses pembelajaran, sehingga dapat  menghasilkan pendidikan yang bermakna dan membentuk karakter siswa. Penelitian ini diharapkan menghasilkan rekomendasi strategi pengembangan kurikulum PAI yang lebih baik.  Rekomendasi tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, baik formal maupun non-formal.  Strategi yang efektif  harus  mempertimbangkan  kebutuhan siswa,  kondisi  sosial  budaya  lingkungan,  dan  juga  memperhatikan  perkembangan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  (TIK)  yang  semakin  pesat.

References

A. Aly. (2011). Pendidikan Islam Multikulturalisme di Pesantren; Telaah Kurikulum Pondok Pesantren Islam Assalam Surakarta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

A. Majid. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

B. Ma’unah. (2009). Tradisi Intelektual Santri. Yogyakarta: Teras.

Hamalik, Oemar. (2007). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya

M. Ridwan Nasir. (2005). Mencari Tipologi Format Pen-didik Ideal: Pondok Pesantren di Tengah Arus Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

M. V. Bruinessen. (2012). Kitab Kuning, Pesantren Dan Tarekat. Yogyakarta: Gading Publishing.

Moh. Yamin. (2009). Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Jogjakarta: DIVA Press

Muhaimin. (2012). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam; di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nasution. (2008). Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara

Nugraha, Ali. (2007). Kurikulum Bahan Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Press.

Subandijah. (1993). Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo.

Sudjana. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah Production

Sudjana. (2004). Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production.Sukirman, Dadang, and Ali Nugraha. (2004). “Kurikulum Dan Bahan Belajar TK.” http://repository.ut.ac.id/3815/1/PGTK2403-M1.pdf.

Downloads

Published

31-12-2024

How to Cite

Rahmasari, M. (2024). Realitas dan Pengembangan Kurikulum PAI Pada Pendidikan Formal dan Non Formal. JoEMS (Journal of Education and Management Studies), 7(6), 221–225. https://doi.org/10.32764/joems.v7i6.1319

Issue

Section

Articles