Abstract

Dikotomi adalah kasus yang tidak asing lagi bagi dunia pendidikan Islam. Selama berabad-abad, sejak menjelang runtuhnya Dinasti Abbasiyyah, pengutamaan ilmu-ilmu agama di atas ilmu-ilmu umum menghiasi institusi-institusi pendidikan Islam. Dikotomi ilmu pengetahuan juga merupakan wacana yang selalu di apungkan dalam dunia pendidikan Islam sampai dewasa ini. Islam menganggap ilmu pengetahuan sebagai sebuah konsep yang holistis. Dalam konsep ini tidak terdapat pemisahan antara pengetahuan dengan nilai-nilai. Selanjutnya apabila dikaji lebih lanjut bagaimana Islam memandang ilmu pengetahuan, maka akan ditemui bahwa Islam mengembalikan kepada fitrah manusia tentang mencari ilmu pengetahuan.


Sejarah telah mencatat masa kegemilangan diraih oleh oleh kerajaan Islam seperti Abbasiyah dan Islam di spanyol. Periode tersebut telah melahirkan banyak tokoh muslim seperti imam Malik, Imam Syafi’I, Abu Hanifah, Al-Kindi, Al-Farabi, dan Ibnu Sina dan sebagainya. Rentetan sejarah mengungkap bahwa ternyata para ilmuan tersebut tidak pernah memisahkan akan ilmu pengetahuan dengan agama. Ilmu pengetahuan dan agama mereka pahami sesuatu yang bersifat totalitas dan integral. Ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari agama itu sendiri. Bahkan bias dikatakan ilmu pengetahuan tersebut bersumber dari agama.